Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti menjawab anggapan ia kurang tegas kepada para pemain bintangnya hingga berujung penurunan performa tim musim ini. Pria asal Italia itu mengaku memang bukan tipe 'pelatih galak'.
Perjalanan Madrid yang terlihat mulus di awal berubah jadi terjal seiring pergantian tahun akibat gagal mempertahankan konsistensi. Mereka bahkan terancam gagal mengangkat trofi di akhir musim ini.
Selain sudah angkat koper dari Liga Champions, Madrid juga tengah tertinggal empat poin dari Barcelona di klasemen sementara Liga Spanyol. Mereka sudah melaju ke final Copa del Rey, namun ditunggu Barcelona yang sedang dalam performa puncak.
Ancelotti pun menjadi sosok yang bertanggungjawab terhadap kondisi saat ini. Tak cuma taktik dan strateginya yang dikritik, caranya menangani skuad juga dinilai lembek.
Ia dinilai sepatutnya bisa bersikap lebih 'keras' kepada para pemain Madrid, terlebih ia memiliki kapasitas untuk itu. Meski begitu, ia tak merasa perlu untuk mengubah dirinya menjadi 'orang lain'.
"Saya sudah sering ditanyai hal ini. Setiap kali ada masalah, orang bilang saya terlalu lemah. Saya mencoba mengelola hubungan dengan cara yang mencerminkan siapa saya," ujar Ancelotti seperti dikutip Football Italia.
"Saya sudah sering marah musim ini, tetapi ini tidak berarti saya lebih keras. Kuncinya adalah memiliki rasa hormat dan dihormati. Anda harus memahami pemain sebagai pribadi dan apa yang dia lakukan dalam hidup."
"Tidak ada yang pernah memperlakukan saya dengan kasar, tidak juga ayah, pelatih-pelatih saya dulu, atau guru-guru saya. Terkadang orang bilang Anda perlu menggunakan cambuk. Saya tidak bisa melakukan itu. Silakan pekerjakan pelatih lain, itu bukan cara saya," tegasnya.